Minggu, 14 September 2014

KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21

MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN 
Dosen Pengampu: Amril Muhammad
Pembahasan materi pada pertemuan pertama mata kuliah Manajemen Keuangan Pendidikan
Senin, 8 September 2014 di Gd. Daksinapati Ruang 306 FIP UNJ


KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21


Skema 
Pelangi Keterampilan-Pengetahuan Abad 21
21st Century Knowledge-Skills Rainbow 
(Trilling dan Fadel, 2009)
 
            Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta  didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).
Konsep Kompetensi Abad 21

Subjek Inti (core subject)
1. Reading
2. Writing
3. Arithmatic

            Dari subjek reading dan writing, muncul gagasan pendidikan modern yaitu literasi yang digunakan sebagai pembelajaran untuk memahami gagasan melalui media kata -kata. Dari subjek aritmatik muncul pendidikan modern yang berkaitan dengan angka yang artinya bisa memahami angka melalui matematika.

            Selanjutnya, untuk memperjelas fungsi Subjek Inti (core subject) dalam konteks 21st century skills, terdapat penambahan konsep life and career skills, learning and inno vatiion skills dan information media and technology skills.
Kehidupan dan Karir (life and career skills)
Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi:  
1. Fleksibilitas dan adaptibilitas (Flexibility and Adaptability)
2. Berinisiatif dan mandiri ( Initiatif and Self direction)
3. Keterampilan sosial dan budaya (Social-skill and Cross-skill)
4. Produktivitas dan akuntabilitas (Productivity and Accountability)
5. Kepemimpinan dan tanggung jawab (Leadership and Responsibility)
Pembelajaran dan Inovasi (earning and innovation skills) 
Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi 
1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah (Critical Thinking and Problem Solving
2. komunikasi dan kolaborasi (Communication and Collaboration)
3. kreativitas dan inovasi (Creativity and Innovation)
Informasi, Media dan Teknologi (nformation media and technology skills)
Information media and technology skills (keterampilan teknologi dan media informasi) meliputi: 
1. Literasi informasi (Information literacy)
2. Literasi media (Media literacy)
3. Literasi ICT (Information and Communication Technology literacy)

Dengan adanya konsep kompetensi Abad 21 maka terdapat implikasi terhadap proses pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan sumatif
2. Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik
3. Membolehkan pengembangan portofolio siswa
4. Menciptakan latihan pembe-lajaran, dukungan SDM dan infrastruktur
5.  Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengala-man dan integrasinya di kelas
6. Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia 
7. Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online
            Untuk itu, Perlu dipersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu diperlukan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai.
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
1.    Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar]
2.    Mentolerir jawaban yang nyeleneh
3.    Menekankan pada proses bukan hanya hasil saja
4.    Memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
5.    Memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
(Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?)


TUNTUTAN TERHADAP “ KOMPETENSI SDM”

1. Pengetahuan/Wawasan Global
     - Konseptual Yang Integratif& Aplikatif
     - Orientasi Pada Solusi,Inovasi & Kreatifitas
     - Nilai-Nilai Universal (Lintas Budaya)

2. Keterampilan Global
- Komunikasi Multi Budaya
- Pemanfaatan Tek.informasi
- Pengembangan Intelectual+
  Emotional+ Adversity Skill  

3.  Sikap / Perilaku
- Dinamis &Flexible
- Inisiatif & Proaktif
- Inovatif & Kreatif
- Mandiri / “Survive

4 Pilar Pendidikan Menurut UNESCO

A.      Learning to know (belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.

Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui), Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.

B. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)

Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu (learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.

Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada penguasaan pengetahuan semata

C. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)

Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Hali ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal.

Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.

D. Learning to live together (belajar hidup bersama)

pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama

Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).

Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia.


DIMENSI PENGETAHUAN (Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif)
1.      Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang elemen-elemen dasar yang perlu diketahui peserta didik terkait hal-hal yang akan dipelajari dalam sebuah topik.
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan disiplin akademik, pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis. Elemen-elemen ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu tertentu yang membutuhkan perubahan dari satu aplikasi ke aplikasi lain.
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus mencapai atau menyelesaikan suatu masalah. Elemen-elemen ini biasanya dalam bentuk simbol-simbol yang digabungkan dalam beberapa referensi nyata atau ‘rangkaian simbol’ yang membawa informasi penting. Pengetahuan faktual (factual knowledge) yang meliputi aspek-aspek
Materi :
-          Pengetahuan tentang terminology
-          Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik

2.      Pengetahuan Konseptual

Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan  tentang saling keterkaitan di antara elemen-elemen dasar.

Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan kategori dan klasifikasi serta hubungannya dengan dan diantara mereke-lebih rumit, dalam bentuk pengetahuan yang tersusun. Seperti, skema, model mental, atau teori implisit atau eksplisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda. Semua itu dipersembahkan dalam pengetahuan individual mengenai bagaimana materi khusus di susun dan distrukturisasikan, bagaimana bagian-bagian yang berbeda atau informasi yang sedikit itu saling berhubungan dalam arti yang lebih sistematik, dan bagaimana bagian-bagian ini saling berfungsi. Contohnya, rotasi bumi, matahari, rotasi bumi mengelilingi matahari.

Materi :
-          Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (mis: bentuk pemilikan usaha bisnis)
-          Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (mis: dalil phitagoras, hukum supply and demand)
-          Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (mis: struktur pemerintahan

3.      Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metoda-metoda yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah.
Materi :
-          Pengetahuan tentang keterampilan spesifik (mis: berbagai keterampilan menembak)
-          Pengetahuan tentang berbagai teknik dan metode spesifik (mis: teknik-teknik wawancara)
-          Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (mis:  kriteria untuk menilai kelayakan penggunaan metode pelatihan tertentu.

4.      Pengetahuan Metakognitif

Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi peserta didik sendiri dan pengetahuan tentang kapan menggunakan pengetahuan konseptual atau prosedural tertentu

Metakognitif ialah kesedaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Strategi Metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berfikir dan pembelajaran yang berlaku. Apabila kesedaran ini wujud, seseorang dapat mengawal fikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan mengenai salah satu pengertian itu sendiri.

Materi :
-          Pengetahuan strategis (mis: cara membuat resume buku)
-          Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional
-          Pengetahuan tentang diri sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar