Dosen Pengampu: Amril Muhammad
Pembahasan materi pada pertemuan pertama mata kuliah Manajemen Keuangan Pendidikan
Senin, 8 September 2014 di Gd. Daksinapati Ruang 306 FIP UNJ
KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21
Skema
Pelangi Keterampilan-Pengetahuan Abad 21
21st Century Knowledge-Skills Rainbow
(Trilling dan Fadel, 2009)
Di abad ke 21 ini, pendidikan
menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan
berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat
bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life
skills).
Konsep
Kompetensi Abad 21
Subjek Inti (core
subject)
1. Reading
2. Writing
3. Arithmatic
Dari subjek reading dan writing,
muncul gagasan pendidikan modern yaitu literasi yang digunakan sebagai
pembelajaran untuk memahami gagasan melalui media kata -kata. Dari subjek
aritmatik muncul pendidikan modern yang berkaitan dengan angka yang artinya
bisa memahami angka melalui matematika.
Selanjutnya, untuk memperjelas
fungsi Subjek Inti (core subject) dalam konteks 21st century skills, terdapat
penambahan konsep life and career skills, learning and inno vatiion skills dan
information media and technology skills.
Kehidupan
dan Karir (life and career skills)
Life and Career
skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi:
1. Fleksibilitas
dan adaptibilitas (Flexibility and Adaptability)
2. Berinisiatif
dan mandiri ( Initiatif and Self direction)
3. Keterampilan
sosial dan budaya (Social-skill and Cross-skill)
4. Produktivitas
dan akuntabilitas (Productivity and Accountability)
5. Kepemimpinan
dan tanggung jawab (Leadership and Responsibility)
Pembelajaran
dan Inovasi (earning and innovation skills)
Learning and
innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi
1. Berpikir kritis
dan mengatasi masalah (Critical Thinking and Problem Solving
2. komunikasi dan
kolaborasi (Communication and Collaboration)
3. kreativitas dan
inovasi (Creativity and Innovation)
Informasi,
Media dan Teknologi (nformation media and technology skills)
Information media
and technology skills (keterampilan teknologi dan media informasi)
meliputi:
1. Literasi
informasi (Information literacy)
2. Literasi media
(Media literacy)
3. Literasi ICT
(Information and Communication Technology literacy)
Dengan
adanya konsep kompetensi Abad 21 maka terdapat implikasi terhadap proses
pembelajaran, diantaranya yaitu:
1.
Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan
sumatif
2.
Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik
3.
Membolehkan pengembangan portofolio siswa
4.
Menciptakan latihan pembe-lajaran, dukungan SDM dan infrastruktur
5.
Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengala-man dan integrasinya
di kelas
6.
Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks
dunia
7. Mendukung
perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun
online
Untuk itu, Perlu dipersiapkan proses
penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
termasuk portofolio siswa. Disamping itu diperlukan dukungan lingkungan
pendidikan yang memadai.
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku
kreatif melalui:
1.
Tugas yang tidak hanya
memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar]
2.
Mentolerir jawaban yang
nyeleneh
3.
Menekankan pada proses
bukan hanya hasil saja
4.
Memberanikan peserta
didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap
informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan
atau kejadian yang diamatinya
5.
Memberikan keseimbangan
antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
(Sharp, C.
2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?)
TUNTUTAN TERHADAP “ KOMPETENSI SDM”
1. Pengetahuan/Wawasan
Global
- Konseptual Yang Integratif&
Aplikatif
- Orientasi Pada Solusi,Inovasi &
Kreatifitas
- Nilai-Nilai Universal (Lintas Budaya)
2. Keterampilan Global
- Komunikasi Multi
Budaya
- Pemanfaatan
Tek.informasi
- Pengembangan
Intelectual+
Emotional+ Adversity Skill
3. Sikap
/ Perilaku
- Dinamis
&Flexible
- Inisiatif &
Proaktif
- Inovatif &
Kreatif
- Mandiri /
“Survive
4 Pilar Pendidikan
Menurut UNESCO
A. Learning to know
(belajar mengetahui)
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mencari agar mengetahui
informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi kehidupan. Belajar untuk mengetahui
(learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui apa yang bermakna
tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.
Untuk mengimplementasikan “learning to know” (belajar untuk mengetahui),
Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Di samping itu guru
dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswanya dalam
rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
B. Learning to be (belajar melakukan sesuatu)
Pendidikan juga merupakan proses belajar untuk bisa melakukan sesuatu
(learning to do). Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif,
peningkatan kompetensi, serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap
nilai, sikap, penghargaan, perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespon
suatu stimulus. Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui,
tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau mengerjakan sesuatu sehingga
menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seyogjanya memfasilitasi
siswanya untuk mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan
minatnya agar “Learning to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat
terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan minat anak dipengaruhi faktor
keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan minat juga bergantung pada
lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan merupakan sarana
untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih dominan daripada
penguasaan pengetahuan semata
C. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses
menjadi diri sendiri (learning to be). Hali ini erat sekali kaitannya dengan
bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi
lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya
bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa
yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi
fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa
secara utuh dan maksimal.
Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap
kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah
yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.
D. Learning to live together (belajar hidup bersama)
pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka,
memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang
memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama
Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan,
dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana
individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan
perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar
merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).
Untuk itu semua, pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan
kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan
moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya
akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata
masyarakat dunia.
DIMENSI
PENGETAHUAN (Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif)
1. Pengetahuan
Faktual
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang elemen-elemen dasar
yang perlu diketahui peserta
didik terkait hal-hal yang akan dipelajari dalam sebuah topik.
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen
dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan disiplin akademik,
pemahaman, dan penyusunan dimensi pengetahuan secara sistematis. Elemen-elemen
ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang bekerja pada disiplin ilmu
tertentu yang membutuhkan perubahan dari satu aplikasi ke aplikasi lain.
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen
dasar yang harus siswa ketahui ketika mereka harus mencapai atau menyelesaikan
suatu masalah. Elemen-elemen ini biasanya dalam bentuk simbol-simbol yang digabungkan
dalam beberapa referensi nyata atau ‘rangkaian simbol’ yang membawa informasi
penting. Pengetahuan faktual (factual knowledge) yang meliputi aspek-aspek
Materi :
-
Pengetahuan tentang terminology
-
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik
2. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang saling
keterkaitan di antara elemen-elemen dasar.
Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan
kategori dan klasifikasi serta hubungannya dengan dan diantara mereke-lebih
rumit, dalam bentuk pengetahuan yang tersusun. Seperti, skema, model mental,
atau teori implisit atau eksplisit dalam model psikologi kognitif yang berbeda.
Semua itu dipersembahkan dalam pengetahuan individual mengenai bagaimana materi
khusus di susun dan distrukturisasikan, bagaimana bagian-bagian yang berbeda
atau informasi yang sedikit itu saling berhubungan dalam arti yang lebih sistematik,
dan bagaimana bagian-bagian ini saling berfungsi. Contohnya, rotasi bumi,
matahari, rotasi bumi mengelilingi matahari.
Materi :
-
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori (mis: bentuk
pemilikan usaha bisnis)
-
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (mis: dalil
phitagoras, hukum supply and demand)
-
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur (mis: struktur
pemerintahan
3.
Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan
prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Seperti
pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metoda-metoda yang
secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan sebagai
rangkaian langkah-langkah.
Materi :
-
Pengetahuan tentang keterampilan spesifik (mis: berbagai
keterampilan menembak)
-
Pengetahuan tentang berbagai teknik dan metode spesifik (mis:
teknik-teknik wawancara)
-
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan
prosedur yang tepat (mis: kriteria untuk
menilai kelayakan penggunaan metode pelatihan tertentu.
4.
Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi peserta
didik sendiri dan pengetahuan tentang kapan menggunakan
pengetahuan konseptual atau prosedural tertentu
Metakognitif ialah kesedaran tentang apa yang
diketahui dan apa yang tidak diketahui. Strategi Metakognitif merujuk kepada
cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berfikir dan pembelajaran
yang berlaku. Apabila kesedaran ini wujud, seseorang dapat mengawal fikirannya
dengan merancang, memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi Pengetahuan
metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan
mengenai salah satu pengertian itu sendiri.
Materi :
-
Pengetahuan strategis (mis: cara membuat resume buku)
-
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan
kontekstual dan kondisional
-
Pengetahuan tentang diri sendiri