Senin, 27 Oktober 2014

Gaji, Upah, Tunjangan dan Perhitungan PTK



GAJI, UPAH, TUNJANGAN DAN PERHITUNGAN PTK


Pengertian Gaji
Menurut Soemarso (2009:307) Gaji adalah imbalan kepada pegawai yang diberikan atas tugas-tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya biasanya tetap secara bulanan.
Menurut Mulyadi (2008:373) Gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer.

Pengertian Upah
Menurut Soemarso (2009:307) Upah adalah imbalan kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik dan biasanya jumlahnya ditetapkan secara harian, satuan atau borongan.
Menurut Mulyadi (2008:373) Upah umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh).
Pengertian "UPAH" dalam UU 13/2003 Pasal 1 angka (30) :
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/ buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Pengertian Upah Minimum Regional
Upah Minimum Regional adalah suatu standar minimumyang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industry untuk memberikan upah kepada pegawai , karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi , buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun ke lapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam provinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) - dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah).

Pengertian Tunjangan
Tunjangan adalah setiap tambahan benefit yang ditawarkan pada pekerja atau karyawan. Misalnya pemakaian kendaraan perusahaan, makan siang gratis, bunga pinjaman rendah  atau tanpa bunga, jasa kesehatan, bantuan liburan, dan skema pembelian saham. Pada tingkatan tinggi, seperti manajer senior, perusahaan biasanya lebih memilih memberikan tunjangan lebih besar dibanding menambah gaji, hal ini disebabkan tunjangan hanya dikenakan pajak rendah atau bahkan tidak dikenai pajak sama sekali. Tunjangan merupakan kompensasi tambahan yang bertujuan untuk mengikat karyawan agar tetap bekerja pada perusahaan (Handoko, 1994).

Macam-macam Tunjangan
Tunjangan Tetap: adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti :
-          Tunjangan Isteri;
-          Tunjangan Anak;
-          Tunjangan Perumahan;
-          Tunjangan Kematian;
-          Tunjangan Daerah dan lain-lain.
-          Tunjangan Makan dan Tunjangan Transport dapat dimasukan dalam komponen tunjangan tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan.

Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerjaan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Transport yang didasarkan pada kehadiran, Tunjangan makan dapat dimasukan ke dalam tunjangan tidak tetap apabila tunjangan tersebut diberikan atas dasar kehadiran (pemberian tunjangan bisa dalam bentuk uang atau fasilitas makan).

Tunjangan Wajib (Diharuskan oleh Hukum) : Para pemberi kerja memberikan sebagian besar tunjangan secara sukarela, namun hukum mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tunjangan-tunjangan tersebut mencakup sekitar 10 persen dari biaya kompensasi total. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi jaminan sosial, ganti rugi karyawan, asuransi pengangguran, serta cuti keluarga dan pengobatan.

Tunjangan Tidak Wajib (sukarela) : Meskipun hukum mewajibkan beberapa tunjangan, organisasi-organisasi secara sukarela memberikan sejumlah tunjangan lainnya. Tunjangan tersebut biasanya dihasilkan dari keputusan manajemen unilateral pada beberapa perusahaan dan dari perundingan tenaga kerja/manajemen pada persuahaan lainnya. Kategori-kategori utama tunjangan tidak wajib meliputi bayaran saat tidak bekerja, perawatan  kesehatan, asuransi jiwa, rancangan pensiun, rancangan opsi saham karyawan, tunjangan tambahan ketika menganggur, dan layanan karyawan.

Perhitungan Pembiayaan PTK dalam Pendidikan
Pembiayaan pendidikan telah diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Pendanaan Pendidikan menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pengelolaan dana pendidikan dilakukan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.


 


Jumat, 17 Oktober 2014

LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN



LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


A. Pengertian Laporan Keuangan
    
Menurut John. N. Myer, (The financial statements provide a summary of the accounts of a business enterprise, the balance sheet reflecting the assets, liabilities, and capital as on a certain data and the income statement showing the result of operations during a certain period.)
Laporan keuangan memberikan ringkasan dari rekening perusahaan bisnis, neraca mencerminkan aktiva, kewajiban, dan modal pada data tertentu dan laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha selama periode tertentu.[1]
Menurut Kohler dalam bukunya Dictionary  For Accountant bukunya , (The financial statement as a balance sheet, income statement, fund statement or any other supporting statement or other presentation of financial data derived from accounting records.)
Laporan keuangan sebagai neraca, laporan laba rugi, laporan dana atau pernyataan yang mendukung atau presentasi lainnya dari data keuangan yang berasal dari catatan akuntansi.[2]
Menurut Zaki Baridwan, Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dan transaksi-transaksi, keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.[3]


Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

B. Jenis Laporan Keuangan
    
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif, Jenis laporan keuangan yaitu:
1. Laporan Rugi Laba (Income Statement)
Jenis laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode akuntansi berisi mengenai semua pendapatan dan semua beban, yang terjadi selama periode akuntansi.
2. Laporan perubahan modal (Owner’s equity statement)
Laporan keuangan yang berisi mengenai modal awal, investasi, laba (rugi), periode berjalan, prive, dan modal akhir.
3. Neraca (Balance Sheet)
Laporan keuangan yang berisi mengenai jumlah harta (assets), kewajiban (liabilities), dan modal (owner’s equity), pada akhir periode akuntansi.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan yang menggambarkan arus kas masuk (cash inflow), dan arus kas keluar (cash outflow) selama periode akuntansi dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.[4]


C. Bentuk Laporan Keuangan
    
NERACA
1. Staffel (Report Form). Bentuk staffel sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya.
2. Scontro (T-Account Form). Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelah menyebelah.


LAPORAN LABA RUGI
  1. Multiple Step. Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
    dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
  2. Single Step. Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.


LAPORAN PERUBAHAN MODAL
     Laporan keuangan yang berisi mengenai modal awal, investasi, laba (rugi), periode berjalan, prive, dan modal akhir.
 LAPORAN ARUS KAS
 Laporan yang menggambarkan arus kas masuk (cash inflow), dan arus kas keluar (cash outflow) selama periode akuntansi dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
[5]

D. Pengertian Analisis  Rasio Keuangan



Analisis Rasio Rasio Keuangan terhadap suatu perusahaan digunakan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan terutama bagi pihak manajemen. Hasil analisis dapat digunakan untuk melihat kelemahan perusahaan selama periode waktu berjalan. Kelemahan yang terdapat di dalam perusahaan dapat segera diperbaiki sedangkan hasil yang cukup baik harus dipertahankan pada waktu mendatang. Selanjutnya analisis historis tersebut dapat digunakan untuk penyusunan rencana dan kebijakan di tahun mendatang.

            Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur – unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Arief Sugiyono, 2009:64).[6]
           
            Menurut Hardono Mardiyanto, Analisis Rasio Keuangan merupakan peralatan untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laporan laba-rugi).[7]

            Analisis rasio keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio memiliki pengertian alat yang dinayatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data financial.

            Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio – rasio keuangan yang menginterpertasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Rasio- rasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka – angka yang ada dalam neraca, dalam laporan laba rugi, atau pada neraca dan laba rugi. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Pemilihan aspek – aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan calon pemodal. Kreditur akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban financial tepat pada waktunya, sedangkan pemodal akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Husna Suad, 2004: 69).  



E. Cara Perhitungan Analisis Rasio Keuangan

1.       Short-term solvency or liquidity ratios (rasio likuiditas).
Sesuai dengan namanya short-term solvency dimaksudkan untuk menyediakan informasi mengenai tingkat likuiditas perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar tagihan-tagihan jangka pendek tanpa mengalami masalah keuangan. Dengan demikian, rasio ini berfokus pada aset lancar dan likuiditas jangka pendek. Rasio likuiditas terutama menarik bagi para kreditur jangka pendek. Mengingat para manajer keuangan terus berhubungan dengan bank dan kreditur jangka pendek lainnya, pemahaman atas rasio ini sangat penting. Semakin tinggi nilai rasionya, akan semakin baik tingkat likuiditas perusahaan. Namun angka rasio likuiditas yang terlalu tinggi, akan berakibat sebaliknya terhadap rasio profitabilitas (keuntungan).

2.       Long-term solvency or financial leverage ratios (rasio solvabilitas / pengungkit)
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kebutuhan / kewajiban jangka panjangnya terutama terhadap pinjaman jangka panjang. Pengungkit (leverage) adalah istilah yang digunakan untuk pinjaman. Karena bila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri dalam beraktivitas (operasinya), maka akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai target pertumbuhan yang dikehendaki. Untuk itu , sepanjang dapat mengendalikan tingkat resiko yang timbul dari pinjaman (berupa pembayaran bunga yang tetap harus dibayar walau perusahaan menderita kerugian), maka perusahaan dapat menggunakan pengungkit untuk mendongkrak kinerjanya.
Semakin tinggi rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangan jangka panjangnya.

3.       Asset management or turnover ratios (rasio aktivitas)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan aset perusahaan sehingga disebut juga sebagai asset utilization ratios. Rasio ini dapat diartikan sebagai ukuran terhadap omzet (turnover/sales). Jadi rasio ini dimaksudkan untuk memberi gambaran seberapa efisien dan intensif perusahaan menggunakan aset-asetnya untuk menghasilkan penjualan.
Semakin besar rasio turnover semakin baik, karena hal ini berarti perusahaan dapat memanfaatkan asetnya lebih optimal (perusahaan semakin sering menggunakan aset-asetnya). Contoh : perputaran persediaan 6 kali (dalam setahun) lebih baik dibanding dengan perputaran persediaan 5 kali.
Ada perusahaan-perusahaan yang memang sengaja mengambil keuntungan tipis namun dalam jumlah transaksi yang sering sehingga secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan yang besar. Contoh : pasar swalayan.
Rasio ini bisa juga dinyatakan dalam ukuran waktu. Kebalikan dengan ukuran turnover (perputaran aset), semakin lama waktu aset tersebut berputar (digunakan dalam 1 siklus usaha), maka semakin buruk efisiennya. Contoh : umur piutang yang lamanya 6 bulan kurang efisien dibanding dengan umur piutang yang 3 bulan.

4.       Profitability ratios / measures (rasio profitabilitas / rentabilitas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aset-asetnya dan mengelola usahanya sehingga menghasilkan laba bersih (bottom line).
Semakin tinggi nilai rasionya, berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih semakin baik, tentunya ini berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

5.       Market value ratios (rasio nilai pasar)
Rasio ini untuk mengetahui nilai pasar per lembar saham dari perusahaan. Rasio ini hanya dapat digunakan untuk perusahaan yang telah menjual sahamnya di pasar modal (perusahaan terbuka / emiten). Semakin tinggi nilainya, berarti masyarakat semakin mempercayai perusahaan tersebut.


F. Penggunaan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
                        Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
a.      Penggolonagn berdasarkan sumber data
1.      Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
2.      Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3.      Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.

b.    Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis:
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis

Menurut Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.   Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.   Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4.   Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.         

Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio. 
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.  



 Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan



SECI HARPIAN SCHOOL
LAPORAN LABA-RUGI
Januari- Desember


Pendapatan
1. SPP       1000 x 500.000 x 12                                                       6.000.000.000
2. Osis       1000 x 200.000 x12                                                           200.000.000  +
                                                                                                                   6.200.000.000
Biaya-Biaya
1. Gaji guru + pegawai   145.000.000 x 12             1.740.000.000
2. Kurikulum                     30.000.000 x 2                      60.000.000
3. Pembelajaran                 6.000.000 x 10                    60.000.000
4. Osis + Ekskul                   5.000.000 x 12                    60.000.000
5. ATK                                 1.000.000 x 12                     12.000.000
6. Penyusutan Bangunan                                              317.500.000
7. Penyusutan Sekolah                                                  330.000.000
8. Biaya Promosi                                                              50.000.000
9. TAL                             10.000.000 x 12                     120.000.000
10.BLL                             5.000.000 x 12                        60.000.000 +
Total Biaya                                                                                                 2.824.500.000-
 EBIT                                                                                                           3.375.500.000
Bunga 12% x 3.000.000.000                                                                       360.000.000-
EBT                                                                                                             3.015.000.000

Tax/Pph
5% x 50.000.000                                                               2.500.000
15% x 200.000.000                                                         30.000.000
25% x 250.000.000                                                         62.500.000
35% x 2.515.000.000                                                    880.425.000
Tax                                                                                                                  975.425.000-
EAT                                                                                                              2.039.575.000


Laporan Perusahaan Modal Tahun 2012
Modal 1 Januari                                                                                          16.450.000.000
Pembagian laba/SHU                                                                                      750.000.000

Laba tahun 2012                                                                                           2.039.575.000
Modal 31 des                                                                                               18.239.575.000


Neraca per 31/1/2013
Aktiva Lancar
- Kas                                    42.750.000         Utang Lancar                                5.500.000
- Bank                                155.500.000         Utang JP                                3.000.000.000 +
- Perlengkapan                 75.000.000         Total Utang                             3.005.500.000
- Piutang SPP                  125.000.000 +      Modal                                   18.239.575.000 +
 Total aktiva lancar       523.000.000    Total Utang + Modal                  21.245.075.000

Aktiva tetap
- Gedung                          9.525.000.000
- Penyusutan gedung        317.500.000  _
                                         9.207.500.000
Peralatan                         5.000.000.000
Penyusutan Peralatan       330.000.000  _
                                         4.670.000.000
ATT W                              2.844.325.000
Total Aktiva                   21.245.075.000
                                              

ANALISIS RASIO KEUANGAN
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar   =          Aktiva Lancar =       523.250.000
                                      Utang Lancar               5.500.000
                                                               = 9153,64%
Rasio Profitabilitas
Dividen kas     =               750.000.000    = 4,62 %
Laba Bersih                 16.000.000.000         

Rasio Solvabilitas
Total Utang     =            3.005.500.000 = 14,15 %
Total Harta                  21.245.075.000
 

 


[2] Opcit
[3] Abdullah Amrin. 2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah. Jakarta: Grasindo http://books.google.co.id/books?id=zWAY4yQQpQC&pg=PA73&dq=laporan+keuangan&hl=en&sa=X&ei=xG06VNKwDceiugSOvYHoCw&redir_esc=y#v=onepage&q=laporan%20keuangan&f=false
[4] Wibowo dan Abubakar Arif. Akuntansi Keaungan Dasar 1. Jakarta: Grasindo. Hlm. 4-6 http://books.google.co.id/books?id=qiErJ7hc3doC&printsec=frontcover&dq=akuntansi+keuangan+dasar+1&hl=en&sa=X&ei=HJM6VNXTA4ScugSHuIDgAw&redir_esc=y#v=onepage&q=akuntansi%20keuangan%20dasar%201&f=false[5] Wibowo dan Abubakar Arif. Akuntansi Keaungan Dasar 1. Jakarta: Grasindo. Hlm. 4-6 http://books.google.co.id/books?id=qiErJ7hc3doC&printsec=frontcover&dq=akuntansi+keuangan+dasar+1&hl=en&sa=X&ei=HJM6VNXTA4ScugSHuIDgAw&redir_esc=y#v=onepage&q=akuntansi%20keuangan%20dasar%201&f=false
[6] Sugiono, Arief. “ Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2009.