Rabu, 05 November 2014

MANAJEMEN PIUTANG




 MANAJEMEN PIUTANG

Konsep Piutang
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dengan jangka waktu yg telah ditentukan sebagai akibat adanya penjualan kredit.
Menurut Ahli:
Martono dan Harjito (2007 : 95):
Piutang dagang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan/pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan.
Smith (2005 : 286):
Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas.
Van Horne dan Wachowicz, 2005:
Piutang dagang adalah sejumlah uang yang dialihkan kepemilikannya kepada suatu perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit.

Piutang adalah klaim terhadap sejumlah uang yang di harapkan akan di peroleh pada masa yang akan datang Jenis piutang antara lain:
1.      Piutang dagang
2.      Wesel tagihan
3.      Piutang lain

Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar merupakan aset yang di harapkan akan terealisasi dalam siklus aset operasi berjalan apa bila di tinjau dari sumber terjadinya, Menurut Soemarso (2002:338) piutang di golongkan menjadi dua kategori :
  • Piutang usaha, piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”. Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan Piutang Usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut di catat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang Usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu relatit pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha di klasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.
  • Piutang lain – lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam 1 tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihanya lebih dari 1 tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain – lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
a.       Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan ter tagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal.
b.      Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun.
c.       Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih).
d.      Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih.

Tujuan Penjualan Kredit:
1. Menaikkan volume penjualan dalam suatu periode tertentu.
2. Strategi persaingan, memperbesar market share.

Kebijakan Kredit :
Tujuan mendapatkan laba yang optimal dengan resiko minimal.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang:
1. Volume Penjualan Kredit
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
3. Ketentuan tentang Pembatasan Kredit
4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

(Horne and Wachowicz, 1995) Hal2 yg terkait dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kredit adalah:
1. Standar Kredit
Kualitas minimum penilaian kredit dr peminta kredit yg dpt diterima oleh perusahaan.
Variabel yg hrs dipertimbangkan dlm pemberian kredit :
a. kualitas piutang dagang yg dpt diterima
b. jangka waktu periode kredit
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program pengumpulan piutang
2. Termin Kredit
Jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yg diberikan jika dilakukan pembayaran lebih awal
3. Potongan Tunai
Prosentase pengurangan pembayaran dr jumlah bruto penjualan, karena pembayaran dilakukan dalam periode potongan tunai.
4. Default risk
Kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan waktu pengumpulan piutang.
5. Kebiasaan Membayar para langganan
     Kebiasaan untuk membayar dg menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount atau tdk menggunakan kesempatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar